Selasa, 23 Februari 2010

Tak Ada Peminat, Lelang PT. BIG Batal

Proses pelelangan PT. Benua Indah Grup (BIG) yang dilaksanakan hari ini (Jumat 20/3) batal. Lelang tidak bisa diteruskan karena dua perusahaan yang tercatat sebagai peserta lelang oleh KPKNL, yaitu PT. Bumi Raya Investindo dan PT. Citra Mandala Putra tidak menyerahkan deposit masing-masing sebesar Rp175 M. Padahal deposit itu sebagai salah satu ketentuan peserta lelang. Dalam pelelangan tersebut, PT. BIG dibanderol seharga Rp 350 M.

Tak pelak lagi, belasan orang petani sawit yang menjadi perwakilan dari sekitar 60.000 ribu jiwa petani di lokasi sawit ini, yang larut menyaksikan prosesi pelalangan tersebut merasa kecewa.

Proses pelelangan yang dilaksanakan di kantor Bupati Kabupaten Ketapang, oleh KPKNL, Jumat (20/3) kemarin selain disaksikan petani, juga dihadiri pimpinan Bank Mandiri Pusat, Esthi Wiseto Baroto, Kepala KPKNL Jakarta I, Tavianto Noegroho, Pejabat Lelang KPKNL Pontianak, Hendri Gunawan Lubis serta Pejabat Penjual, Surya Hadi.

Proses pelelangan tersebut dipimpin oleh Pejabat Lelang KPKNL Pontianak, Hendri Gunawan Lubis.

Ketika membuka proses lelang, Lubis mengatakan bahwa lelang PT. BIG tidak bisa diteruskan. Katanya, dua perusahaan yang tercatat sebagai peserta lelang. Yaitu, PT. Bumi Raya Investindo dan PT. Citra Mandala Putra tidak menyerahkan uang deposit, masing-masing Rp.175 M. Sebagaimana ketentuan dalam proses pelelangan. Sehingga proses pelelangan PT. BIG tidak bisa dilakukan.

"Karena lelang tidak ada peminat, maka lelang saya nyatakan ditutup," tegas Pejabat Lelang KPKNL Pontianak, Hendri Gunawan Lubis sembari mengetukkan palu yang berada dalam genggamannya sebanyak tiga kali.

Usai lelang ditutup, Pimpinan Bank Mandiri Pusat, Esthi Wiseto Baroto, mengatakan bahwa asset PT. BIG yang akan dilelang adalah milik inti. Artinya yang meliputi, kebun yang berbentuk Hak Guna Usaha (HGU) yang mencapai 13.900 hektar dan terdiri dari empat perusahaan. Dan juga dua buah pabrik kelapa sawit, termasuk infrastruktur jalan, bangunan kantor dan sebagainya.

"Karena yang punya petani plasma dan sudah dikonversi adalah punya petani. Dan kita hormati itu. Dan itu tetap punya petani," terang Esthi Wiseto.

Sementara itu, Kepala KPKNL Jakarta I, Tavianto Noegroho menegaskan bahwa pihaknya akan mengupayakan sesegera mungkin untuk melakukan penjadwalan kembali terkait lelang PT. BIG tersebut. Tidak hanya itu, dia juga mengatakan pihaknya juga ingin melihat secara langsung mengenai keputusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan terkait soal somasi yang ditujukan kepada Bank Mandiri dan KPKNL.

Kecewa

Kekecewaan yang mendalam sepertinya tidak bisa disembunyikan oleh perwakilan petani sawit yang larut dalam proses pelelangan tersebut. Raut wajah mereka yang sebelumnya terlihat cemas, dengan seketika berubah menjadi merah menyala. Terlebih, tatkala palu lelang diketukkan sebanyak tidak kali, lantaran prosesi tersebut tidak bisa diteruskan. Luapan emosi itu muncul bukan tanpa alasan.

"Kami sangat kecewa dengan pelelangan saat ini. Apalagi kondisi kawan-kawan kami yang sedang berada di lokasi perkebunan sawit sekarang kelaparan," kata seorang petani.

Menurutnya, para petani sebenarnya tidak terlalu peduli dengan proses pelelangan.

Yang terpenting adalah, uang TBS mereka yang selama 4 bulan segera dibayarkan. "Kami hanya ingin memperoleh hak kami. Dan sekarang kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Untuk makan sehari-hari saja susahnya bukan main," timpal Supirman, petani lainnya.

Tak hanya itu, dirinya juga mengaku kecewa terhadap pemerintah. Pasalnya, pemerintah dianggap tidak mampu memberikan solusi terkait nasib yang sedang menimpa mereka.

"Ternyata pemerintah juga tidak bisa mencarikan jalan keluar persoalan ini. Entah kami harus melakukan upaya apa lagi dan siapa yang bisa menolong kami," ujarnya lirih.

Petani sawit lainnya Hendra Samosir sepertinya juga tidak sanggup lagi menahan luapan emosinya. Dengan suara lantang, dia minta nasib petani diperhatikan,"

Tak hanya Supirman dan Hendra Samosir yang meluapkan emosinya, Nana Sujana, petani lainnya juga bicara. Dan dia mengharapkan kepada Gubernur Cornelis agar bisa melakukan pressure kepada perusahaan agar segera membayar uang TBS mereka. Sehingga kondisi mereka yang sangat memprihatinkan saat bisa segera pulih kembali seperti sedia kala.

Kendati para perwakilan petani yang larut dalam proses pelelangan tersebut sangat Kecewa, bahkan ada yang sempat meluapkan emosi mereka dengan perkataan yang kurang pantas. Namun mereka tetap tertib dan tidak melakukan tindakan anarkis.


--------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar